
Kementan Dorong Percepatan Tanam dan IP 300 di Kecamatan Rambutan
Rambutan, 30 Mei 2025 — Kementerian Pertanian melalui BRMP Pascapanen menyelenggarakan kegiatan penyusunan rencana pencapaian target optimasi lahan (oplah) tahun 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan indeks pertanaman (IP) dan percepatan tanam guna mendukung program swasembada pangan nasional.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Rambutan menyampaikan bahwa telah terbentuk empat Balai Penyuluhan dari dua desa di Kecamatan Rambutan untuk mendukung kegiatan oplah. Dengan masih banyaknya lahan tidur di wilayah ini, diharapkan Balai Penyuluhan mampu mengolah lahan-lahan tersebut secara optimal. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan penyusutan alat mesin pertanian (alsintan) secara transparan.
Kepala Sekolah SMK Pertanian Pembangunan menambahkan bahwa cadangan pangan nasional saat ini mencapai 4 juta ton. Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan swasembada pangan sesuai arahan Presiden dan Menteri Pertanian. Ditekankan pula perlunya pelaporan rutin dari BPP ke penyuluh lapangan dan koordinator penyuluh terkait perkembangan pertanaman.
Sementara itu, Kepala Balai Besar BRMP Pascapanen, Zainal Abidin menyampaikan apresiasi dari Menteri Pertanian atas kontribusi seluruh pihak dalam mendukung capaian 4 juta ton cadangan beras nasional. Ia menekankan perlunya pertanaman padi berkelanjutan dengan target 1–1,2 juta hektare tanam per bulan untuk mencapai panen 2,3 juta ton. Banyuasin disebut sebagai penyumbang gabah terbesar ketiga secara nasional.
Lebih lanjut, Zainal menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan harga minimal gabah sebesar Rp6.500/kg untuk melindungi kesejahteraan petani. “Bantuan sebesar Rp2,5 miliar telah digelontorkan untuk setiap BPP, serta rencana pengadaan alsintan senilai Rp50 triliun. Target nasional diarahkan menuju IP 300, yakni tiga kali tanam dan panen per tahun: MT 1 (Okt–Jan), MT 2 (Feb–Mei), dan MT 3 (Jun–Sep)”, ujar Zainal.
Untuk mendukung hal tersebut, petani diimbau menyiapkan persemaian sebelum panen agar pertanaman berikutnya bisa segera dilakukan. Varietas benih pun harus disesuaikan agar tidak terjadi perbedaan masa panen. Evaluasi kinerja penyuluh dan BPP akan didasarkan pada luas dan produktivitas pertanaman, dengan target IP minimal 250.