Cabai merah masih merupakan komoditas strategis dan primadona hortikultura karena hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakannya. Cabai merah dikonsumsi oleh rumah tangga dengan pangsa penggunaannya yang mencapai 61% dari total konsumsi cabai dalam negeri.
Cabai mengandung senyawa aktif capcaisin (CHNO) dan dihidrocapcaisin 18 27 3 yang menyebabkan rasa pedas. Pada saat ini, sudah ditemukan kandungan karotenoid, lemak (9-17%), protein (12-15%), vitamin A dan C, serta sejumlah kecil minyak menguap (Santika 2007).
Cabai merah merupakan produk hortikultura yang mudah rusak. Di tingkat petani, setelah panen cabai langsung dijual pada hari itu juga, karena berdasarkan hasil pengamatan bahwa cabai merah hanya tahan disimpan selama 2-3 hari, setelah itu cabai akan mengalami penurunan mutu yaitu pelayuan yang berakibat pada menurunan berat cabai yang akan dijual (Sembiring 2009).
Apabila dilakukan penanganan pascapanen yang baik dan benar dari tingkat petani, data lapangan menunjukkan cabai merah keriting bisa bertahan lebih dari 5 hari. Penanganan yang kurang baik selama proses pasca panen akan mengakibatkan menurunnya kualitas cabai merah. Secara fisiologis, setelah dipanen, cabai merah tetap melakukan kegiatan respirasi dimana laju respirasinya tergantung dari kondisi lingkungannya.
Pascapanen merupakan salah satu kegiatan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis. Alternatif teknologi penanganan pascapanen yang tepat dapat menyelamatkan serta meningkatkan nilai tambah produk cabai merah. Teknologi penanganan pascapanen primer maupun sekunder merupakan alternatif teknologi yang dapat dipilih terkait dengan optimasi nilai tambah produk dari cabai merah.
Optimasi penanganan cabai segar sebaiknya dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum melangkah pada alternatif pengolahan yang lain. Dengan penanganan segar yang baik, diharapkan cabai merah dapat memenuhi standar mutu produk cabai segar serta memiliki nilai tambah yang lebih baik.
Pada saat cabai merah tidak dapat memenuhi standar mutu penjualan produk segar atau harga jual yang rendah, cabai merah dapat diolah menjadi produk lain yaitu tepung cabai kering ,saus cabai. pasta cabai, dan oleoresin capcaisin.
Teknologi penanganan cabai segar dapat diawali sejak proses pemetikan yang tepat serta pemisahan dengan buah yang busuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah cabai yang sehat. Pada saat proses panen, sebaiknya cabai merah sesegera mungkin ditempatkan pada kondisi yang sejuk serta tidak ditutup secara rapat. Tahapan penanganan pascapanen cabai adalah :
a. Sortasi dan Grading
perlakuan sortasi dengan teliti dapat mengurangi terjadinya susut cabai. Sortasi dilakukan untuk memisahkan antara cabai yang rusak (busuk, patah, memar) dengan cabai yang baik. Dengan sortasi akan diperoleh buah cabai dengan tingkat kematangan yang seragam dan bermutu baik. Grading adalah pengukuran mutu berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan.
b. Pengemasan
Dalam keseluruhan sistem penanganan pascapanen, pengemasan dapat sebagai baik alat bantu maupun sebagai penghambat untuk mencapai masa simpan mutu yang maksimum. Pengemas membutuhkan ventilasi namun harus cukup kuat untuk mencegah kerusakan karena beban. Produk dikemas terlalu longgar dapat menggetarkan unit produk lainnya yang mengakibatkan memar, sementara kalau dikemas berlebihan berakibat pada memar karena tekanan. Cacahan koran tidak mahal dan ringan sebagai pengisi untuk kontainer pengiriman (Harvey et al, 1990).
Untuk petani atau pengusaha skala kecil, karton pengemas dapat dibuat sendiri dari karton terkorugasi. Karton terkorugasi atau gelombang dibuat oleh pabrik dalam 4 jenis gelombang atau flute – jenis B (1/8 inchi tinggi, 47-53 flutes per inci; dengan basis berat dari 26 lb per 1000 ft2) adalah yang paling umum digunakan untuk menangani produk ringkih (Thompson 2002).
Untuk pemasaran antar kota, petani biasanya mengemas cabai dengan jaring dengan kapasitas kira-kira 25-50 kg. Kemasan ini praktis, mudah dibongkar, namun tak dapat melindungi cabai dari kerusakan . Selain kemasan jaring yang dapat digunakan lainnya adalah kemasan dari keranjang bambu, kemasan karton ukuran 35 x 40 x 50 cm yang keenam sisinya diberi sirkulasi udara (diameter 1 cm jarak antar titik lubang) dan karung plastik.
c. Penyimpanan
Penyimpanan yang biasa dilakukan adalah dalam refrigerator atau ruang pendingin. Cara ini dianggap paling efektif untuk mencegah kerusakan cabai. Penyimpanan dalam suhu dingin tidak dapat meningkatkan tetapi dapat mempertahankan kualitas produk. Oleh karena itu, cabai yang disimpan dalam suhu dingin harus dipanen dalam kondisi prima. Sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari dan segera disimpan dalam refrigerator untuk mempertahankan kualitasnya serta mencegah hilangnya vitamin yang terkandung di dalamnya.
Menurut Thompson (2002), suhu optimal penyimpanan cabai merah adalah 5 10°C, dibawah suhu tersebut akan terjadi chilling injury. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperpanjang masa simpan cabai segar. Metode penyimpanan yang digunakan biasanya menggabungkan antara perlakuan penggunaan hormon, kemasan dan suhu dingin. Teknologi iradiasi dan penggunaan ozon pun mulai diaplikasikan dalam upaya mempertahankan kesegaran cabai selama penyimpanan.
d. Pengangkutan
Secara umum, transportasi menduduki peranan penting untuk mengangkut cabai dari lapangan, tempat pengolahan segar pasar dan akhirnya pada konsumen akhir. Selama proses pengangkutan, penanganan produk tetap menjadi prioritas. Penanganan cabai menggunakan truk konvensional dengan bak terbuka akan berbeda dengan pengangkutan menggunakan dengan kontainer. Di dalam kontainer, sistem udara terkendali, sehingga cabai relatif aman terhadap kerusakan fisik, fisiologis atau mekanis. Namun penggunaan sistem kontainer ini belum umum di Indonesia karena kapasitas angkut yang besar 10-20 ton dan biaya sewa yang mahal.
Pohon Industri Cabai Merah
Daun Pupuk Pakan Ternak
Batang Pupuk Kayu Bakar
Daun Cabai Segar Pasta Cabai Aneka Saus Aneka Sambal Cabai Produk Makanan Cabai Kaleng Manisan Sayur Acar Cabai Kering Bumbu Cabai Sambal Instan Perisa Abon Cabai Bubuk Masakan Permen
Batang Kayu Bakar Pupuk
Daun Pakan Ternak Pupuk
Akar Pupuk Hayati
Biji/ Cabai Segar Oleo resin Farmasi Obat Gosok Koyo Balsam