
BRMP Pascapanen Tinjau Langsung Percepatan LTT Reguler, Oplah, dan Padi Gogo di Banyuasin
Dalam upaya mempercepat pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) Reguler, Oplah, dan Padi Gogo di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, BRMP Pascapanen meninjau langsung ke dua desa pada Jumat, 23 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan memastikan kelancaran pelaksanaan program di tingkat petani serta menjaring berbagai informasi lapangan melalui wawancara, penyemaian bibit, dan panen padi.
Dua lokasi yang dikunjungi adalah Desa Sumber Muara Telang, Kecamatan Sumber Muara Telang dan Desa Seri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago. Di Desa Sumber Muara Telang, BRMP Pascapanen melakukan penyemaian bibit padi varietas Inpari 32 pada lahan seluas 1 hektare dengan target indeks pertanaman (IP) 200. Lahan di wilayah ini tergolong tipe A yang rentan tergenang air saat terjadi pasang surut sungai, dengan masa surut sekitar 4 hingga 5 hari.
Dalam satu musim tanam, hasil produksi petani bisa mencapai 5 ton gabah. Namun demikian, petani menghadapi kendala berupa serangan hama tikus yang umumnya muncul pada musim kemarau bulan Juni dan Juli, terutama karena lahan pertanian berdekatan dengan kebun kelapa milik warga.
Selain itu, petani berharap adanya dukungan pemerintah dalam bentuk normalisasi saluran sekunder yang mengalami pendangkalan serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda dua jenis Quick yang dinilai cocok untuk karakteristik lahan di desa tersebut.
Sementara itu, di Kampung Talang Sari, Desa Seri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago, BRMP Pascapanen melakukan kunjungan ke lahan seluas 8 hektare yang dikelola oleh kelompok tani BP Sumber Rejeki. Petani di lokasi ini menanam varietas Inpari 32 dan 42 yang dikenal memiliki masa panen relatif singkat, sekitar 110 hari, serta bobot gabah yang tinggi. Hasil panen mencapai 80 karung gabah berkapasitas 70 kg per karung.
Kepala BRMP Pascapanen, Zainal Abidin mengatakan “Dukungan alsintan di wilayah ini terbilang cukup, dengan dua unit rotavator yang mampu mengolah hingga 3 hektare per hari saat musim tanam. Namun, petani tetap mengharapkan dukungan tambahan, seperti normalisasi saluran sekunder dan bantuan pagar fiber sebagai upaya pencegahan hama tikus”.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan koordinasi dan pelaksanaan program percepatan tanam di Banyuasin dapat lebih efektif, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah dan petani dalam mendukung ketahanan pangan nasional.